04 Januari 2008

STATEMENT DEKLARASI LMND-PRM JABODETABEK

STATEMENT DEKLARASI LMND-PRM JABODETABEK

…Kepada Penindas Tak Pernah Aku MembungkukAKU SELALU TEGAK...
(Widji Thukul. Tujuan Kita Satu Ibu)

Kita begitu bersemangat menuntut program-program yang kita yakini merupakan solusi dan hak-hak rakyat miskin yang harus dipenuhi oleh Negara. Pendidikan gratis. Kesehatan gratis. Upah layak nasional bagi kelas pekerja. Lapangan kerja untuk rakyat. Nasionalisasi industri pertambangan. Hapus utang luar negri dan lain-lain. Hal yang kita yakini akan sulit terealisasi jika bukan kita yang berkuasa, jika bukan kita sendiri yang memimpin tampuk pemerintahan dan tidak menggantungkan harapan-harapan pada elit-elit borjuis yang tak berpihak kepada rakyat yang sekarang berada di dalam pemerintahan dan parlemen.


Kita blejeti kedangkalan berpikir dan logika formal yang merasuki elit-elit borjuis penindas rakyat. Kita selalu bersikap skeptis terhadap tingkah laku elit-elit partai politik yang kini duduk di parlemen. Teori-teori progresif revolusioner memang membuat kita menjadi seorang yang selalu skeptis dan kritis terhadap roda produksi kapitalisme dan kekuasaan borjuis.


Karena sudah tidak percaya lagi terhadap partai-partai borjuis busuk itulah kita mendirikan partai politik ALTERNATIF yang akan membawa rakyat ke dalam surga kesejahteraan. Namun dalam perjalanannya partai kita mendapat hambatan dari kaki tangan Imperialisme melalui tindakan-tindakan represif dan undang-undang yang tidak demokratis. Dan kita menyimpulkan akan sulit bagi kita untuk menjadi peserta pemilu 2009. Hingga kita memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Bintang Reformasi (PBR) yang membuka pintu untuk kita masuk parlemen. Sekali lagi, Partai Bintang Reformasi (PBR), partai borjuis yang mulai kita cari kebaikan-kebaikannya di tengah FAKTA kebusukan PBR agar terlihat kita sedang berkoalisi dengan “partai yang belum begitu busuk” sehingga adalah benar jika kita berkoalisi (melebur lebih tepatnya) ke dalam partai pendukung pemerintahan SBY-JK ini. Kita tidak bersikap garang ketika melihat pernyataan ketua umum PBR Bursah Zanubi yang berkomentar tentang aksi kita sendiri yang menuntut anggaran pendidikan 20% dikatakan tidak mungkin karena pemerintah harus bayar utang (logika formal). Ada kawan yang malah membenarkan statement itu, ada juga yang bilang karena PBR dalam proses menuju kerakyatan untuk itu lah kita masuk ke dalamnya (untuk mencuci semua dosa-dosa mereka kepada rakyat). Kita adalah partai yang menolak sisa-sisa feodalisme tapi kini kita terbiasa untuk memanggil sebutan “Bang!” di beberapa event untuk elit-elit busuk di PBR. Kesemuanya, hanya agar kita terlihat sebagai “adik” yang baik maka kita bisa masuk parlemen lewat partai bang Bursah Zanubi.


Kita sepakat bahwa musuh kita adalah penjajahan modal asing yang dikemas lewat kebijakan-kebijakan neoliberalisme. PBR adalah partai yang ikut menyetujui dibukanya pintu penanaman modal asing lewat uu pma. Koalisi, tak jadi masalah bila hanya program miminum saja yang bisa diterima oleh sekutu kita, tapi program minimum tersebut tidak boleh kontradiktif atau kontra-produktif terhadap program-program maksimum atau program sejati kita, atau kita dengan bebas, tak terikat, harus (di segala kesempatan) berupaya mempropagandakan program-program sejati kita.


Seluruh massa kita diharuskan untuk meyakini kesepakatan koalisi kita hanya lewat MoU dengan PBR. PBR adalah salah satu partai borjuis yang ada di parlemen nasional dan daerah yang tidak berpihak kepada rakyat miskin. Sudah berapa banyak janji-janji, kesepakatan yang elit-elit borjuis ucapkan di atas kertas, berkekuatan hukum, mengatasnamakan Tuhan, di depan kitab suci, di hadapan jutaan pasang mata tetapi mereka tetap melanggar janji mereka kepada rakyat. Kita pun tahu kesemuanya itu tetap tak merubah karena memang watak kaum borjuis selalu anti rakyat miskin dan pro kapitalisme-neoliberalisme.


Justru sebaliknya, kita menjadi begitu garang dan reaksioner terhadap kawan sendiri. Beberapa kawan LMND Jakarta (Elang, Rheza, Ezi) di pecat dan beberapa daerah di bekukan dengan alasan agar terciptanya sentralisme demokratik (yang mekanik?). Kita bahkan menelan mentah-mentah pengakuan seorang anggota baru tanpa ada konfirmasi dan prinsip cek dan ricek. Penjelasan tentang perpecahan di tubuh partai kita dan rasionalisasi pro dan kontra hasil Presnas kita bilang itu black propaganda. Penyebutan nama kawan hanya untuk mengidentifikasi posisi sikapnya tentang koalisi kita bilang itu menjelek-jelekan kawan dan subyektif. Akhirnya kita mulai tertular kedangkalan berfikir dan logika formal kaum borjuasi dalam mengambil keputusan.


Maka tak salah jika kami kini berbalik menolak oportunisme di lingkaran kita dan kami menolak bersekutu dengan penindas rakyat yang licik, munafik, naif dan despotis. Dan kami siap menerima konsekuensi apapun untuk menjalankan garis politik kami sendiri. POLITIK RAKYAT MISKIN….


Berikut ini adalah struktur


Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi – Politik Rakyat Miskin (LMND-PRM)
Wilayah JABODETABEK :
Ketua : FAISAL HAMID (Ogie)
Sekretaris : RHEZA ANDHIKA P
Dept. Pendidikan dan Bacaan : ELANG RIKI YANUAR
Dept. Organisasi & Kesekretariatan : SYAFREZI FITRAH
Dept. Perluasan : RENDRA
Dept. Dana dan Badan Usaha : MINDY
Jakarta, 28 Desember 2007

Terima Kasih.. Terus Berjuang..
lmndjabotabek.prm@gmail.com

0 komentar: